Aksi nyata modul 1.3 Visi Guru Penggrak
Salam bahagia sobat gapura. Pada kesempatan ini saya akan berbagi sedikit terkait dengan aksi nyata modul 1.3 visi guru penggerak yang telah saya laksanakan di SMAN 1 Leuwimunding.
A. Latar Belakang
Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran tidak serta merta ditentukan oleh seorang guru saja, melainkan pentingnya keterlibatan siswa. Sebaik apapun metode yang digunakan oleh guru, tetapi kalau guru kurang mampu memahami apa yang diinginkan siswa. Hal ini akan mengakibatkan dalam proses pembelajaran itu tidak akan berhasil sebagaimana tujuan yang akan dicapai.
Oleh karena itu guru harus memahami terlebih dahulu metode belajar seperti apa yang diinginkan oleh siswa. Selanjutnya guru membuat kesepakatan belajar dengan siswa. Penentuan kesepakatan belajar ini harus benar-benar melibatkan siswa dan jangan didominasi oleh guru. Dengan adanya kesepakatan belajar ini maka akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam menentukan proses belajar di kelas.
2. Untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid.
3. Untuk mewujudkan visi murid merdeka dan merdeka belajar.
C. Deskripsi Aksi Nyata
Kegiatan aksi nyata ini saya awali dengan mengirimkan pesan kepada siswa melalui grup whatsap. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir kegiatan pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan pada pertemuan yang membahas materi aksara Sunda.Kemudian anak-anak menuliskan usulan mereka melalui google form. Setelah anak-anak menyampaikan usulan mereka pada google form, saya mulai merekap kegiatan-kegiatan yang diusulkan oleh siswa. Berdasarkan hasil rekapan diperoleh bahwa sebagian besar siswa menginginkan melaksanakan kegiatan bermain sambil belajar.
Untuk memperjelas kegiatan bermain sambil belajar yang diinginkan siswa, penulis mencoba menawarkan kepada anak-anak kegiatan bermain sambil belajarnya dengan barang-barang bekas. Siswa setuju dengan apa yang saya sampaikan mengenai proses pembelajaran. Selanjutnya saya menanyakan kembali kepada siswa kira-kira kegiatan seperti apa yang dilakukan dengan barang bekas tersebut. Siswa pun mulai mengajukan pendapatnya, ada yang ingin membuat kotak tisu bertuliskan aksara Sunda, ada yang ingin membuat pot, ada yang ingin mengolah kain perca, ada yang ingin membuat mainan mobil-mobilan, dan lain-lain. Setelah itu dilakukan barang-barang bekas yang sudah mereka buat, kemudian dituliskan aksara Sunda sesuai dengan keinginan mereka. Aksara Sunda tersebut bebas bertuliskan apa saja, boleh nama sendiri, semua saya serahkan sesuai dengan keinginan siswa. Kesepakatan akhirnya dibuat dan disepakati bersama bahwa kegiatan yang akan dilakukan yaitu membuat sebuah produk memanfaatkan barang bekas dengan bertuliskan aksara Sunda.
Setelah bentuk kegiatannya pasti, hal selanjutnya yang perlu disepakati yaitu terkait pelaksanaan kegiatannya, apakah secara individu atau kelompok? Bentuk pengumpulan hasil kegiatannya, apakah lewat foto, video, atau dikumpulkan langsung ke sekolah produknya? Waktu pelaksanaan kegiatannya, apakah 2 hari, 5 hari, 1 minggu atau 2 mingu?
Melalui diskusi yang cukup alot di grup whatsapp dengan para siswa, siswa dan guru pun akhirnya menghasilkan sebuah kesepakatan yang telah disetujui bersama. Berikut bunyi kesepakatannya.
Pertama, Kegiatan yang dilakukan yaitu membuat sebuah produk memanfaatkan barang bekas yang bertuliskan aksara Sunda. Kedua, Kegiatan dapat dilakukan secara individu atau kelompok dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Ketiga, Bukti pelaksanaan kegiatan dikumpulkan dalam bentuk dokumentasi foto. Keempat, Kegiatan dilaksanakan selama 1 minggu dan dikumpulkan Kamis, 16 Mei 2021.
Selanjutnya kesepakatan kelas tersebut dibuat dalam bentuk poster dan ditandatangani oleh siswa serta guru. Poster dibagikan kepada siswa melalui grup whatsapp untuk disimpan oleh siswa di hp nya masing-masing.
Selama proses penyusunan kesepakatan kelas, guru selalu meminta siswa untuk menyampaikan ide-ide/gagasan mereka, selanjutnya barulah guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil diskusinya dan menyepakati secara bersama-sama. Setelah kesepakatan kelas ini selesai dibuat guru menanyakan kembali kepada siswa, apakah siswa siap melaksanakan kesepakatan ini dengan penuh tanggung jawab? Respon mereka sangat antusias, semua siswa menyatakan siap untuk melaksanakan hasil kesepakatan tersebut. Ada beberapa siswa juga yang menyampaikan bahwa siap dikenakan hukuman jika tidak melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat. Namun, guru kembali mengingatkan bahwa dalam pelaksanaan kesepakatan bukanlah hukuman yang menjadi fokus utamanya melainkan rasa tanggung jawab siswa terhadap kesepakatan yang telah dibuat dan komitmen siswa untuk melaksanakannya.
D. Hasil Aksi Nyata
Adapun hasil yang diperoleh melalui pelaksanaan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.
Guru dan siswa berhasil membuat sebuah kesepakatan terkait dengan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan yaitu belajar membuat sebuah produk yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar lingkungan siswa yang bertuliskan aksara Sunda.
Guru menyadari bahwa untuk menghadirkan sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa tidak hanya ditentukan oleh metode yang diterapkan oleh guru tersebut, melainkan perlu peran aktif siswa dalam menentukan cara belajar seperti apa yang mereka inginkan.
Tingkat keaktifan siswa menjadi meningkat. Siswa lebih berani mengeluarkan pendapatnya, berani mengeluarkan ide/gagasannya untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan.
Siswa dapat menghasilkan sebuah produk yang dapat mereka manfaatkan dalam kehidupan sehari-harinya seperti tempat alat tulis, hiasan kamar, bingkai foto. celengan, ikat rambut, dan lain-lain yang bertuliskan aksara Sunda.
Berikut kesepakatan belajar yang dihasilkan melalui pengisian form pada google form dan juga diskusi melalui whatsapp grup. Kesepakatan belajar ini sudah dibagikan kepada seluruh siswa dan di simpan di hp masing-masing untuk dapat diingat dan dilaksanakan.
E. Refleksi Aksi Nyata
Pelaksanaan aksi nyata ini dapat meningkatkan kesadaran guru dalam hal mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa tidak dapat hanya ditentukan oleh faktor gurunya saja, melainkan diperlukan keterlibatan siswa di dalam menentukan cara atau metode belajar seperti apa yang mereka kehendaki. Guru dan siswa wajib membuat sebuah kesepakatan belajar sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan tujuan agar siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa. Selain itu, dengan adanya kesepakatan belajar ini siswa pun akan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran.
Adapun kendala yang dialami selama pelaksanaan aksi nyata yaitu masih adanya beberapa orang siswa yang belum mau aktif berdiskusi saat pembuatan kesepakatan belajar. Selain itu masih ada beberapa orang siswa juga yang belum melaksanakan kesepakatan kelas dengan baik, mulai dari tidak membuat produk seperti yang sudah disepakati dan juga mengumpulkan hasil kegiatannya melewati batas waktu yang telah disepakati.
F. Rencana Perbaikan di Masa Mendatang
Hal-hal yang sudah baik yang telah saya lakukan selama pelaksanaan aksi nyata ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten. Untuk mengawali kegiatan pembelajaran pada semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022 nanti, saya akan membuat kesepakatan belajar bersama dengan siswa dan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap kesepakatan belajar yang telah dibuat agar kesepakatan belajar tersebut dapat dijalankan dengan baik dan tidak ada lagi siswa yang melanggar kesepakatan yang telah dibuat tersebut..
Demikianlah hasil aksi nyata pada modul 1.3 visi guru penggerak yang dapat sayabuat. Semoga bermanfaat. Salam semangat dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar